Kadang kala, Anda mungkin merasa kesal kalau meminta seseorang pasangan Anda, anak buah Anda, bahkan bos Anda untuk melakukan sesuatu atau mengusulkan suatu usulan padanya, tapi tidak dikabulkan. Nah, kalau sudah begini, Anda tidak perlu marah. Anda bisa gunakan psikologi
Buddhis.Sewaktu baru saja pindah ke Australia, saya punya seorang atasan, yang juga menjadi kepala wihara di sana. Suatu hari, ketika kebetulan sedang berjalan kaki bersama beliau, saya mengusulkan padanya, "Bagaimana kalau kita bangun beberapa gubuk di bukit sana?" Bos saya ini mcnjawab
singkat, "Tidak perlu" Karcna saya memahami psikologi Buddhis, saya tidak pernah membantahnya. Aturan nomor 1 di dalam bisnis ataupun di dalam pernikahan: jangan membantah bos Anda ! Jadi saya berkata, ”Oke... oke .... " Saya pun mengubah topik pembicaraan. Saya paham mengenai psikologi Buddhis. Begitu kita mengusulkan sesuatu, hal itu akan tertancap di
dalam otak dan bawah sadar lawan bicara kita. Mereka akan berpikir-pikir tentang hal itu tanpa sadar.
Beberapa hari berselang, kembali saya berjalan kaki bersama beliau. Lagi-lagi saya berkata, ”Bagaimana kalau kita bangun beberapa gubuk di bukit sana?" Dan lagi-lagi bos saya menjawab, "Tidak perlu." Ide saya ini kembali tertanam kedua kalinya di pikiran bawah sadar bos saya tersebut. Kejadian yang sama berulang untuk ketiga kalinya. Dan ini artinya saya kembali menancapkan ide saya ke dalam pikiran bawah sadar bos saya. Apa yang terjadi? Beberapa waktu kemudian, ketika kembali saya dan bos saya berjalan kaki melewati tempat itu, tiba-tiba saja beliau menyeletuk, "Eh, gimana ya kalau kita bangun saja beberapa gubuk di bukit sana?" Dengan gembira saya menjawab, "Wah, usulan Bos mantap! Keren deh!" Saya sengaja sisipkan bahwa itu adalah usulannya, bukan usulan saya, dan bahwa usulan itu sangat hebat! Inilah aturan nomor
2 di dalam bisnis: semua usul haruslah merupakan usul dari bos Anda!
2 di dalam bisnis: semua usul haruslah merupakan usul dari bos Anda!
Begitu pula seandainya Anda pingin suami Anda membelikan baju baru buat Anda. Anda boleh bilang, "Sayang, saya perlu baju baru nih" Suami Anda bilang, "Bajumu kan sudah banyak sekali!" Kalau begitu, jangan membantah, jangan marah. Bilang saja, "Oke." Dua minggu kemudian, waktu suami sudah lupa, katakan lagi, "Sayang, saya perlu baju baru nih." Suami Anda bilang,
"Bajumu kan sudah banyak sekali! Mahal, saya tidak punya uang." Sekali lagi, bilang saja, "Oke." Iangan marah, jangan kesal.
Dua minggu kemudian, Anda mungkin akan terkesima, karena suami Anda mungkin akan tiba-tiba bilang, ”Sayang, saya ingin membelikan kamu baju baru" Kalau sudah begitu, Anda jangan sampai lupa bilang, ”Sayang, wah, ide kamu itu memang ngudubilah hebatnya. Saya memang perlu baju baru!" jadi, kalau Anda kepingin mewujudkan sesuatu, tidak perlu dengan cara marah-marah. Karena kalau kita marah sama orang, kita tidak akan bisa tahu apakah orang itu mau menolong kita atau tidak.
Ilmu psikologi Buddhis itu sangat hebat. Itulah sebabnya mengapa dahulu Handaka berkata kepada saya, "Bagaimana kalau Ajahn datang ke Indonesia?" Saya menjawab, "Saya terlalu sibuk" Sekarang, coba lihat, saya sedang ada dimana?
No comments:
Post a Comment