Sebagai bhikkhu, saya sering diminta untuk melakukan konseling perkawinan. Saya tidak tahu mengapa mereka meminta seorang bhikkhu untuk melakukan konseling seperti ini. Padahal, bhikkhu kan tidak pernah menikah. Mungkin karena bertanya kepada bhikkhu itu murah. Selain itu, nasihat dari bhikkhu juga bagus-bagus.
Suatu ketika, di Australia, saya kedatangan dua orang perempuan, kakak-beradik. Mereka datang untuk minta nasihat. Si kakak punya masalah dengan suaminya. Suaminya ini menimbulkan banyak masalah. Perempuan ini mengalami married-woman suffering (derita perempuan menikah). Apa boleh buat, semua suami kan seperti itu? Saya memberikan beberapa nasihat yang baik baginya.
Lalu, saya berpaling pada si adik. Adiknya ini punya satu masalah, yaitu: belum menikah. Rupanya, si adik ini mengalami single-woman suffering (dcrita perempuan lajang).
Lalu, iseng-iseng, saya menyarankan pada mereka berdua, "Bagaimana kalau Anda tukar posisi saja?"Ingatlah, bahwa pernikahan itu adalah 3-ring affair (permasalahan 3-cincin). Dalam pernikahan, kita akan punya engagement ring (cincin pertunangan), wedding ring (cincin perkawinan), dan suffer-ring (cincin derita).
No comments:
Post a Comment