Bahkan meski masalah itu benar-benar mengganggu dan tak tertahankan, kita bisa belajar sesuatu darinya. Bahkan tatkala makanan yang tersedia demikian buruk atau ketika kami harus duduk bersila begitu lama, mendengarkan ceramah yang membosankan, karena Ajahn Chah bicara sepanjang malam.
Semua buku yang Anda baca mengenai ceramahnya, beberapa batangan mestika kebijaksanaan yang inspiratif itu, kadang Anda harus, menunggu 7-8 jam ceramah sampai Anda bisa mendapat satu dari mereka. Apa yang para biksu Iakukan adalah menelusur dan menyaring semua isi ceramah ini dan menaruh mutiara kebijaksanaan ini ke dalam buku hingga Anda bisa mendapatnya dengan mudah. Ajahn Chah sama sekali tldak seperti itu. Anda harus mendengarkan berjam-jam untuk mendapatkan
salah satu wejangan inspiratif itu. Kadang ceramahnya begitu panjang. la berkata bahwa hal ini mengajarimu sesuatu. Jadi jika Anda mengalami sesuatu yang sulit ditanggung, Anda harus menganggap hal itu sebagai guru Anda.
Yang pertama-tama bisa Anda pelajari adalah apa yang kita sebut sebagai Kebenaran Mulia Pertama,yakni hidup ini tidaklah mudah. Hidup adalah duka, apa sih yang Anda harapkan dari hidup? Jika pekerjaan Anda sangat mudah, dan Anda menikmatinya, mereka tldak perlu membayar gajl Anda. Gaji adalah sogokan, untuk membuat Anda melakukan hal yang tidak Anda sukai.
Jadi pandanglah selalu gajl Anda seperti itu: sebagai sogokan. Jadi jangan harap bisa menikmati pekerjaan Anda. Jika Anda menikmati pekerjaan Anda, Anda akan menjadi orang seperti saya, yang melakukannya gratis, tanpa harap kembali.
Terutama bagi Anda yang punya gaji besar, Anda bias mengharapkan duka yang besar. Sama pula halnya dengan tubuh Anda: berapa banyak dari Anda yang mengharap tubuh Anda tetap sehat? Adalah delusl terbesar yang diciptakan oleh masyarakat bahwa Anda seharusnya tetap sehat, dan jika Anda saklt, maka itu salah Anda! Anda seharusnya Iebih sering pergi ke dokter, tldak banyak makanan berlemak, Iebih sering berolahraga, jangan terlalu gemuk, dan astaga, betapa banyaknya tur rasa bersalah yang harus kita lalui darl masyarakat yang menuntut kita agar selalu sehat! Apa salahnya jatuh sakit? Jadi, saya sedikit berontak dan menuntut hak saya untuk bisa jatuh sakit.
Sering kali kita memiliki sikap semacam ini: klta menolak penyakit ini. Akibatnya kita membawa serta banyak masalah emosional dan kejiwaan di sekltar penyakit itu yang membuatnya kian buruk. Jadi kita seharusnya memanggil penyakit: Ajahn Penyakit, dan juga kematian: Ajahn Kematian. Ketika seseorang meninggal atau Anda meninggal, kematian mengajari Anda bahwa segala sesuatu tidaklah tetap. Anda tidak akan selalu muda dan sehat, segala hal akan berubah, akan berlalu.
Guru-guru inilah yang mengajari kita pelajaran bahwa dalam hidup ada banyak hal yang tidak bisa kita ubah, jadi kita belajar untuk menerimanya. Ketika kita belajar untuk menerimanya, hasilnya akan sungguh luar biasa. Kedamaian, ketenangan, dan kebahagiaan. Ketika kita berhenti berupaya mengubah mereka, ketlka ada sesuatu yang tldak bisa Anda ubah, apa yang Anda Iakukan? Tidak melakukan apa pun. Itulah mengapa gagasan kesunyian sungguh panting. Pada zaman modern ini, kita semua sangat piawai dalam melakukan banyak hal, namun tatkala terjadi pergolakan, derita, keresahan, atau hal-hal yang mengganggu seperti nyamuk, berapa banyak dari kita yang bisa belajar tidak melakukan apa pun? Ketika hidup demikian sulit? Jadi, ada waktu untuk melakukan berbagai hal, dan ada waktunya untuk duduk diam dan tidak melakukan apa pun. Bos kita Iaksana dari neraka, tubuh kita seperti dalam neraka, kita tidak berdaya melakukan apa pun. Ketika kita belajar menerima hal-hal ini, sesuatu yang mendasar berubah. Apa yang berubah saat itu adalah: penderitaan batin lenyap. Buddha mengatakan bahwa ada dua bagian duka: bagian yang jasmaniah yang ada di dunia luar sana, dan bagian yang batiniah yakni reaksi kita terhadap duka jasmaniah. Dan inilah ajaran dari Buddha sendiri: sering kali bagian jasmaniah yang ada di dunia seperti bos dari neraka, tubuh dari neraka, nyamuk, atau krisis ekonomi, adalah sesuatu yang tidak bisa kita ubah. Namun kita mampu melakukan sesuatu terhadap reaksi kita, batin kita, bagaimana kita menanggapinya secara emosional dan spiritual. Di bagian itulah kita memilikl kendali penuh, dan kita selalu bias melepasnya, membiarkannya pergi, dan berada dalam kedamaian,
bahkan meski dalam nyeri dan duka luar biasa, kekecewaan besar, atau apa pun. lnilah kepiawaian agung seorang yang tercerahkan, yang bukan teori belaka, namun bisa dipraktikkan.
Post a Comment