Tuesday, December 11, 2012

CARA MEMILIH UNTUK DILAHIRKAN

 
Ingin lahir jadi orang yang cantik / tampan > Jalankanlah Sila / Kesabaran dan rendah hati
Ingin jadi orang kaya > Tekun berdana dan rajin
Ingin panjang umur > Jangan membunuh / suka membebaskan makhluk lain
Ingin punya kekuasaan > Harus memiliki kesabaran / tidak iri hati

Ingin lahir dengan kulit yang indah > Harus banyak memberi makanan / pakaian
Ingin punya kebijaksanaan > Harus bergaul dengan orang bijaksana / memberi Dhamma / pendidikan

Ingin menjadi manusia > Harus menjalankan 5 Sila
Ingin menjadi dewa > Harus memiliki hiri dan Ottappa / mahakusala 7

Ingin menjadi Brahma > Harus mempraktekkan Samathakamathana
Ingin mencapai nibbana > Harus mempraktekkan vipassankamathana

Tidak ingin lahir jadi orang miskin > Tekun berdana / jangan mencuri dan menipu
Tidak ingin punya penyakit > Tidak menyakiti makhluk lain / memberi dana obat-obatan

Tidak ingin jadi orang cacat > Jangan menyakiti / membunuh makhluk lain
Tidak ingin punya wajah jelek > Jangan suka iri hati dan dendam
Tidak ingin lahir di alam neraka > Harus melenyapkan rasa marah
Tidak ingin lahir di alam peta dan asura > Harus melenyapkan keserakahan
Tidak ingin lahir di alam binatang > Harus melenyapkan kebodohan

"Kita bisa memilih untuk dilahirkan dengan berbuat baik"
"Kita akan dilahirkan di alam bahagia atau alam penderitaan tergantung dari perbuatan kita sendiri"

Hadiah untuk orang terdekat 
Perasaan yang baik diantara sesama memiliki harga yang jauh lebih mahal dari pada hadiah apapun..

Thursday, December 6, 2012

KISAH ARAHAT BERALIS PANJANG (Jia-nuo-jia-fa-she Zun-zhe atau Kanaka Vatsa)



(ARAHAT = seorang pemeluk agama Buddha atau Jainisme yang telah terbebas belenggu tanha (hawa nafsu), dengan jalan mencapai penerangan sempurna.)

Pada suatu hari Arahat Beralis Panjang pergi pindapatta(Menerima persembahan makanan) Di tengah jalan beliau bertemu dengan seorang wanita penjual roti bakpao yang sangat kikir.

Beliau berhenti di sana untuk minta sedekah. Wanita tersebut tidak senang dengan Arahat Beralis Panjang maka ia mengusir beliau, “Hai bhiksu, jangan berdiri disitu, mengganggu dagangan saya.” Arahat Beralis Panjang tidak menghiraukannya,menutup kedua mata dan duduk bersamadhi. Wanita itu menjadi marah tetapi tidak berdaya mengusir beliau. Kemudian ia mengupah tiga orang yang kuat untuk menggusur Arahat Beralis Panjang, namun mereka bertiga tetap tidak dapat menggeser beliau.

Arahat Beralis Panjang duduk bagaikan gunung tak bergeming. Wanita itu menjadi gusar, kemudian diketahui bahwa Arahat Beralis Panjang tidak bernapas lagi.
Wanita itu panik dan mohon kepada Arahat Beralis Panjang, “Saya akan memberi bakpao, tapi jangan duduk di sana lagi.” Setelah itu Arahat Beralis Panjang membuka matanya dan berdiri.

Wanita penjual roti itu tidak ikhlas memberikan bakpao, maka dibuatnya bakpao yang sangat kecil agar Arahat Beralis Panjang cepat pergi. Arahat Beralis Panjang dapat membaca pikiran wanita yang kikir itu, maka dengan kekuatan batinnya beliau membuat bakpao kecil itu menempel dengan bakpao lainnya. Wanita itu dengan kekuatan apapun tidak dapat memisahkan bakpao kecilnya.

Akhirnya wanita yang kikir itu sadar bahwa Arahat Beralis Panjang itu bukanlah manusia biasa. Kemudian Arahat Beralis Panjang berkata, “Aku sebenarnya telah mencapai tingkat Arahat, tidak makanpun tidak menjadi masalah. Tetapi teman-teman
seperguruan saya, mereka menderita sakit dan sangat lemah serta tidak dapat pergi pindapatta. Saya bermaksud agar bakpao tersebut diberikan kepada mereka, agar mereka sehat kembali dan dapat melakukan latihan dengan baik sehingga mencapai
tingkat kesucian.”

Setelah mendengar kata-kata dari Arahat Beralis Panjang, wanita itu sadar atas sifat buruknya, tergerak hatinya dan timbul rasa suka cita, kemudian mendanakan semua bakpaonya. Sebelum meninggalkan tempat, Arahat Beralis Panjang memberkati
wanita tersebut, semoga di kelahiran yang akan datang akan terlahir di alam yang penuh suka cita.

RENUNGAN:
Berdana, kelihatannya seperti ‘mengeluarkan’. Tetapi sebenarnya ‘memperoleh’.
Kalau seseorang tidak dapat melepaskan kekikiran yang ada di dalam dirinya,bagaimana dia dapat memperoleh rasa tenang yang tidak lagi dihinggapi rasa kuatir dan gelisah?

Berdana tanpa pamrih dapat membuat seseorang menjadi mulia.
Berdana tanpa merasa menyesal akan membuat seseorang dapat menyingkirkan kebiasaan buruknya.

Cerita tentang Arahat yang beralis panjang dengan bakpao tersebut mengajarkan kepada kita agar gemar berdana serta berdana tanpa pamrih.

Thursday, October 4, 2012

Pikiran yg menggendong Wanita


Dua orang bhiksu berjalan menuju ke suatu kuil. Seorang bhiksu muda dan gurunya seorang bhiksu tua. Mereka berdua berjalan hingga akhirnya tiba di tepi sebuah sungai. Ketika mereka berdua akan menyeberang, datanglah seorang wanita muda yang sangat cantik jelita. Wanita cantik ini juga mempunyai tubuh yang amat ideal, benar-benar wanita yang menarik.

“Selamat siang para bhiksu,”kata wanita ini. “Apakah para bhiksu akan menyeberang juga ke sebelah sana?” tanya si wanita kepada kedua bhiksu ini.

“oiya, iya kita berdua akan menyeberang sungai ini. Sungai ini tidak terlalu dalam, namun juga tidak terlalu dalam. Airnya lebih kurang tingginya setengah paha,”ucap bhiksu tua. “Apakah nona akan menyeberang ke sana juga?”

“Ya. Saya akan menyeberang ke sana. Apakah bhiksu bisa membantu menyeberangkan saya?” tanya wanita muda itu.

Kedua bhiksu ini mencari-cari sebuah perahu yang mungkin dapat digunakan untuk menyeberangkan wanita ini. Namun, setelah dicari-cari, tidak diketemukan sebuah perahu pun.

“Saya bisa membantu menyeberangkan anda,” Ucap bhiksu tua. “Anda naiklah ke punggung saya, biar saya menggendong anda untuk menyeberang sungai ini.”

“Terimakasih, bhiksu,”ucap si wanita muda. Ia pun naik ke punggung sang bhiksu tua.

Mereka pun berjalan menyeberang sungai. Akhirnya dengan susah payah, mereka berhasil juga menyeberang sungai yang berair deras itu dan sampai ke seberang.

“Terimakasih bhiksu karena telah membantu banyak menyeberangkan saya, sehingga saya dapat menemui orang tua saya,”si wanita muda berterimakasih.

Lantas wanita ini pun berjalan terpisah dengan kedua bhiksu.

Bhiksu muda yang melihat gurunya sang bhiksu tua yang tadi menggendong wanita muda cantik merasa bingung, kecewa,karena berdasarkan peraturan bhiksu, seorang bhiksu tidak boleh bersentuhan dengan seorang wanita, itu seperti yang diajarkan gurunya sendiri. Eh, malah, gurunya sendiri yang melanggar perkataannya. Gurunya bukan hanya menyentuh, malah menggendong wanita di punggungnya.

“Kenapa kamu melamun? sepertinya ada yang membuatmu gundah..ada apa?”tanya bhiksu tua pada bhiksu muda tadi.

“Ehmmm…saya bingung guru, kenapa guru tadi menggendong wanita, padahal guru sendiri mengajarkan bahwa seorang bhiksu tidak boleh menyentuh wanita. Guru bukan hanya menyentuh, malah menggendong seorang wanita. Wanita yang masih sangat muda, cantik, bertubuh molek pula,benar-benar mewakilkan seorang wanita yang menggoda,”ucap bhiksu muda tadi.

“Kata siapa saya menggendong seorang wanita? Saya barusan menggendong seorang manusia yang membutuhkan pertolongan, agar dia dapat menjenguk kedua orang tuanya. Seorang manusia yang lagi membutuhkan pertolongan, ya wajib kita tolong,” ucap bhiksu tua.

“Kamu yang masih menggendong seorang wanita sampai sekarang. Kamu masih menggendong wanita itu dalam pikiranmu sampai sekarang,”ucap bhiksu tua.

Friday, September 28, 2012

Apa yang anda pikirkan?



Zaman dahulu kala hiduplah seorang yang pintar dan berbakat bernama Su Dong Po. Ia adalah seorang intelektual dan penyair di zaman dinasti Sung. Su Dong Po menyukai ajaran Buddha dan sering melakukan meditasi bersama temannya, seorang guru Zen bernama Fou Yin.

Suatu hari, ketika mereka selesai bermeditasi bersama, masih dalam posisi bersila, Su Dong Po bertanya kepada temannya, si guru Zen. 'Guru, dalam penglihatanmu, bagaimana rupaku sekarang?', tanya Su. Jawab si guru Zen, 'rupa anda ketika duduk bersila dengan serius mirip penampilan seorang Buddha'. Su tertawa senang sekaligus tersanjung dengan jawaban ini.

Guru Zen itu bertanya balik, 'kalau menurut anda, bagaimana rupaku sekarang?'. Su yang sudah besar kepala menjawab, 'rupa anda seperti sekumpulan kotoran yang tertumpuk jadi satu'. Walaupun jawabannya kasar, namun si guru Zen tidak protes dan tidak marah. Dia hanya diam saja.

Su yang sudah besar kepala, setiap kali bertemu orang selalu menceritakan persitiwa di atas dan mengatakan 'aku telah mengalahkan guru Zen Fou Yin yang sangat hebat'. Semua orang memuji dia.

Cerita ini akhirnya sampai ke telinga adik perempuan Su Dong Po, yaitu Su Siau Mei, yang juga seorang intelektual dan penyair terkenal. Siau Mei malah menertawakan kakaknya. 'Kak, kamu sudah kalah oleh biksu itu', kata si adik. Su Dong Po tentu saja tidak terima begitu saja kata2 adiknya. 'apa maksudmu dengan aku kalah? Mana bisa?', hardik Su Dong Po.

Siau Mei menjawab sambil tersenyum, 'dalam hati biksu itu ada Buddha, oleh sebab itu ia melihatmu seperti seorang Buddha. Sedangkan dalam hatimu penuh kotoran, maka kamu melihatnya seperti kotoran....'

Moral:
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Kalau pikiran kita selalu negatif, maka segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan menjadi hal yang buruk dan negatif. Dunia akan menjadi tempat yang negatif dan suram bagi kita. Sebaliknya kalau pikiran kita selalu positif, maka segala sesuatu di sekitar kita akan menjadi hal yang indah dan positif. Dunia akan menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi kita. Karena itu untuk 'mengubah dunia', mulailah lebih dulu dengan 'mengubah pikiran' anda.

Thursday, September 27, 2012

Dokter belajar Zen



Seorang dokter muda di Tokyo yang bernama Kusuda bertemu dengan teman sekolahnya yang telah mempelajari Zen. Dokter muda itu menanyakan apakah Zen itu.

"Saya tidak bisa mengatakan kepada anda apakah Zen itu,"

temannya menjawab, "Tetapi satu hal yang pasti. Jika anda memahami Zen, anda tidak akan takut untuk mati."

"Baiklah, " kata Kusuda. "Saya akan mencobanya. Dimanakah saya bisa mendapatkan seorang guru?"

"Pergilah ke Guru Nan-in," temannya memberitahukan kepadanya. Oleh sebab itu Kusuda pergi menjumpai Nan-in. Ia membawa sebuah pisau belati yang panjangnya sembilan setengah inci

untuk mengetahui apakah guru itu takut akan kematian atau tidak.

Ketika Nan-in melihat Kusuda, ia berseru, "Hai, teman. Apa kabar? Sudah lama kita tidak berjumpa!" Ini membuat Kusuda bingung, lalu ia menjawab, "Kita belum pernah bertemu sebelumnya."

"Benar," Nan-in menjawab, "Saya kira anda adalah seorang dokter yang belajar di sini."

Dengan sikap pembuka yang seperti ini, Kusuda kehilangan kesempatan untuk menguji si guru, sehingga dengan malu ia memohon untuk diberikan instruksi Zen.

Nan-in mengatakan, "Zen bukanlah tugas yang berat. Jika anda adalah seorang dokter, perlakukanlah pasien anda dengan kebaikan. Itulah Zen."

Kusuda mengundang Nan-in tiga kali. Setiap kali Nan-in mengatakan hal yang sama, "Seorang dokter tidak boleh memboroskan waktunya di sini. Pulanglah dan rawatlah pasien anda."

Masih belum jelas bagi Kusuda bagaimana ajaran seperti itu bisa menghapuskan ketakutan akan kematian. Oleh sebab itu, pada kunjungan keempat ia mengeluh, "Teman saya mengatakan bahwa jika mempelajari Zen, seseorang akan kehilangan ketakutan akan kematian. Setiap kali saya datang ke sini, anda menasihati saya untuk merawat pasien saya. Saya sudah tahu hal itu. Jika inilah yang anda katakan sebagai Zen, saya tidak akan mengunjungi anda lagi."

Nan-in tersenyum dan menepuk dokter itu, "Saya telah terlalu ketat terhadap anda. Marilah saya berikan sebuah koan kepada anda." Ia memberikan kepada Kusuda sebuah Mu dari Joshu untuk dipikirkan, yang merupakan tugas pencerah-pikiran pertama di dalam buku yang berjudul "The Gateless Guide" (Pintu Gerbang yang tidak Berbatas).

Kusuda mengggeluti masalah Mu (Tiada Apa-Apa) selama dua tahun. Akhirnya, ia merasa bahwa telah mencapai kemajuan dalam pikiran. Akan tetapi, si guru berkomentar, "Anda masih belum mencapai kemajuan."

Kusuda melanjutkan dengan penuh konsentrasi selama satu setengah tahun lagi. Pikirannya menjadi tenang. Problem terselesaikan. Tiada Apa-Apa menjadi kebenaran. Ia merawat pasiennya dengan baik dan bahkan tanpa ia sadari, ia telah bebas dari pemikiran tentang kehidupan dan kematian.

Lalu, ketika ia mengunjungi Nan-in, gurunya yang dulu ini hanya tersenyum.


Zen



Seorang umat bertanya kepada guru Zen.

Umat : Orang seperti apa yang mempraktekkan Zen ?

Guru : Orang seperti saya.

Umat : Guru, bagaimana kamu melatih Zen ?

Guru : Berlatih Zen adalah mengganti pakaian, mandi, tidur dan makan.

Umat : Tapi Itu kan pekerjaan duniawi. Pelajaran pikiran yang bagaimana yang bisa disebut dengan berlatih Zen ?

Guru : Menurutmu, apa yang aku lakukan setiap hari ?

Catatan
Latihan Zen berasal dari percakapan setiap hari, mencuci muka, makan dan hal-hal seperti itu. Orang harus melakukannya dengan penuh KESADARAN. Persepsi atas hakikat benda berasal dari melakukan hal-hal itu dengan sepenuh hati.

Buddha dan Putri Magandiya


 Suatu saat ayah Magandiya, karena sangat tertarik dengan kepribadian dan penampilan Sang Buddha, telah mempersembahkan anak perempuannya yang sangat cantik untuk dijadikan istri Sang Buddha Gotama. Tetapi Sang Buddha menolak persembahan itu dan berkata bahwa Beliau tidak akan mau menyentuh hal itu yang penuh dengan kotoran, sekalipun dengan kakinya. Ketika mendengar kata-kata ini kedua ayah dan ibu Magandiya melihat kebenaran dalam kata-kata tersebut dan mencapai tingkat kesucian anagami. Tetapi Magandiya menganggap Sang Buddha sebagai musuh dan bertekad untuk membalas dendam kepada Beliau.

 Kemudian ia menjadi salah satu dari tiga istri Raja Udena. Ketika Magandiya mendengar kabar bahwa Sang Buddha telah datang ke Kosambi, ia menyewa beberapa penduduk dan pelayan-pelayannya untuk mencaci maki Sang Buddha saat Beliau memasuki kota untuk berpindapatta. Orang-orang sewaan tersebut mengikuti Sang Buddha dan mencaci maki dengan menggunakan kata-kata yang sedemikian kasar seperti `pencuri, bodoh, unta, keledai, suatu ikatan ke neraka`, dan sebagainya. Mendengar kata-kata yang kasar tersebut, Y.A.Ananda memohon kepada Sang Buddha untuk meninggalkan kota dan pergi ke tempat lain.


 Tetapi Sang Buddha menolak dan berkata, "Di kota lain, kita juga mungkin dicaci maki dan tidak mungkin untuk selalu berpindah tempat setiap kali seseorang dicaci maki. Lebih baik menyelesaikan masalah di tempat terjadinya masalah. Saya seperti seekor gajah yang menahan panah-panah yang datang dari semua penjuru. Saya juga akan menahan dengan sabar caci maki yang datang dari orang-orang yang tidak memiliki moral."

 Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 320,321,dan 322 berikut ini :

 "Aham nagova sangame
 capato patitam saram
 ativakyam titikkhissam
 dussilo hi bahujjano.

 Dantam nayanti samitim
 dantam raja` bhiruhati
 danto settho manussesu
 yo` tivakyam titikkhati.

 Varamassatara danta
 ajaniya ca sindhava
 kunjara ca mahanaga
 attadanto tato varam."

 Seperti seekor gajah di medan perang
 dapat menahan serangan panah
 yang dilepaskan dari busur,
 begitu pula Aku (Tathagata)
 tetap bersabar terhadap cacian;
 sesungguhnya, sebagian besar orang
 mempunyai kelakuan rendah.

 Mereka menuntun gajah yang telah terlatih
 ke hadapan orang banyak.
 Raja mengendarai gajah yang terlatih ke medan perang.
 Di antara umat manusia, maka yang terbaik adalah
 orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri
 dan dapat bersabar terhadap cacian.

 Sungguh baik keledai-keledai yang terlatih,
 begitu juga kuda-kuda Sindhu
 dan gajah-gajah perang milik para bangsawan;
 tetapi yang jauh lebih baik dari semua itu
 adalah orang yang telah dapat menaklukkan dirinya sendiri.

 Pada akhir khotbah Dhamma tersebut, mereka yang telah mencaci maki Sang Buddha menyadari kesalahannya yang datang untuk menghormat Beliau, beberapa di antara mereka mencapai tingkat kesucian sotapatti.


 yang bisa di petik ialah:
 "Aham nagova sangame
 capato patitam saram
 ativakyam titikkhissam
 dussilo hi bahujjano.

 Dantam nayanti samitim
 dantam raja` bhiruhati
 danto settho manussesu
 yo` tivakyam titikkhati.

 Varamassatara danta
 ajaniya ca sindhava
 kunjara ca mahanaga
 attadanto tato varam."

 Seperti seekor gajah di medan perang
 dapat menahan serangan panah
 yang dilepaskan dari busur,
 begitu pula Aku (Tathagata)
 tetap bersabar terhadap cacian;
 sesungguhnya, sebagian besar orang
 mempunyai kelakuan rendah.

 Mereka menuntun gajah yang telah terlatih
 ke hadapan orang banyak.
 Raja mengendarai gajah yang terlatih ke medan perang.
 Di antara umat manusia, maka yang terbaik adalah
 orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri
 dan dapat bersabar terhadap cacian.

 Sungguh baik keledai-keledai yang terlatih,
 begitu juga kuda-kuda Sindhu
 dan gajah-gajah perang milik para bangsawan;
 tetapi yang jauh lebih baik dari semua itu
 adalah orang yang telah dapat menaklukkan dirinya sendiri.

Wednesday, September 26, 2012

Dua Bata Jelek



Alkisah ada seorang bhiksu muda diberi tugas oleh gurunya utk mendirikan tembok vihara dengan menggunakan 2000 buah batu bata.

Dengan susah payah akhirnya ia menyelesaikannya dgn baik dan tepat pada waktunya.

Sayangnya setelah selesai semuanya, Bhiksu itu baru menyadari bahwa ada 2 buah batu bata yg tampak lebih menonjol keluar dibandingkan dengan batu bata lainnya. Akibatnya temboknya ada bagian yang tidak rata.

Bhiksu itu tampak sedih dan kecewa dengan hasil pekerjaannya. Ia pun akhirnya bermaksud untuk merobohkan tembok itu dan mengulangi untuk membangunnya.

 Saat itu datanglah Sang Guru melihat dan mengatakan, “Sungguh hasil karya yg luar biasa”

 Lalu Sang Bhiksu muda berkata, “Tetapi ada 2 batu bata yg tampak menonjol, Guru. Lihatlah! Sungguh membuat temboknya menjadi tdk sempurna”

 Sang Guru menjwb, “Saya tidak melihat 2 batu bata menonjol yang kamu tunjukkan. Sebaliknya saya jelas-jelas melihat ada 1998 batu bata yang tersusun begitu sempurna.”

 Sesungguhnya 2 batu bata itu menggambarkan masalah dlm hidup kita. Apakah hanya karena beberapa masalah kecil saja akan merintangi kita mengayuh dalam samudera kehidupan?

 Janganlah berfokus pada kekurangan saja. Janganlah hanya melihat sisi keburukan saja. Mari belajar mengikis kekurangan dan mengembangkan kebaikan kita.

Wednesday, September 19, 2012

Jalanlah maju tiga langkah, lalu mundur tiga langkah.



Seorang pria sedang berjalan-jalan di tengah kota. Ia melihat seorang biksu Zen yang sedang berjalan, meminta sumbangan untuk kuilnya. Karena tertarik, pria ini menghampiri biksu tersebut.

'Hai biksu, kau sedang meminta sumbangan bukan? Baiklah, aku tidak akan memberikan sumbangan, tapi akan kubeli kebijaksanaan darimu. Bukankah biksu Zen terkenal dengan kebijaksanaannya?', kata pria tersebut. Si biksu terdiam sejenak, lalu berkata, 'boleh, tapi kebijaksanaanku sangatlah mahal. Sebuah nasihatku bernilai 100 tael perak'. Pria tersebut menjawab, 'tidak masalah, asalkan terbukti kata-katamu dapat membuatku lebih bijaksana'.

Maka si biksu memberi pria itu kata2 ini: 'setiap kali anda menghadapi permasalahan apapun juga, jangan terburu-buru mengambil tindakan. Jalanlah maju tiga langkah, lalu mundur tiga langkah. Lakukan ini sebanyak 3 kali (3 set), baru ambil tindakan terhadap permasalahanmu'. Pria tersebut sulit untuk percaya, 'hanya berjalan 3 langkah maju dan 3 langkah mundur selama 3 kali dapat membuatku lebih bijaksana? Aku tidak percaya'. Si biksu tersenyum, 'kalau begitu anda tidak perlu membayarku sekarang. Tunggu sampai kata-kataku terbukti baru anda membayarku. Kalau tidak terbukti, anda tidak berhutang apa2 padaku'. Pria tersebut senang, 'baiklah kalau begitu. Aku akan membuktikan kata2mu. Kalau ternyata terbukti, aku akan mencarimu untuk membayarmu', kata pria itu, lalu pamit dan pulang kerumahnya.

Sampai di rumah, pria itu mencari istrinya untuk menceritakan kejadian hari ini kepada istrinya. Pria itu masuk ke kamar tidurnya. Ternyata istrinya sedang tidur, dan alangkah kagetnya pria itu karena ternyata disamping istrinya ada tubuh lain yang berbaring tertutup selimut. Emosi pria ini memuncak karena istrinya selingkuh, dengan tidur dengan pria lain. Ia segera pergi ke dapur untuk mengambil golok dapur, dengan tujuan membunuh pria selingkuhan istrinya.

Ketika kembali ke kamar tidur, tiba2 ia teringat dengan kata2 si biksu zen tadi. Maka ia pun berjalan 3 langkah maju, 3 langkah mundur, sebanyak 3 kali. Tentu saja dengan perasaan yang sangat tidak sabar. Karena gerakannya yang tergesa2 menimbulkan bunyi berisik, istrinya terbangun. Istrinya pun kaget karena ada tubuh lain berbaring di ranjangnya, sedangkan suaminya sedang berdiri di samping ranjang. Spontan istrinya membuka selimutnya. Ternyata tubuh itu adalah adik kandung istrinya sendiri yang bermimpi buruk sehingga ketakutan dan menyelinap ke ranjang kakak perempuannya untuk tidur bersama.

Seketika pria tersebut jatuh terduduk dengan lemas. Goloknya pun terlepas dari tangannya. Dengan menangis, ia menceritakan segalanya termasuk rencananya membunuh tubuh yang dikira selingkuhan istrinya tersebut. Katanya, 'kalau aku tidak bertemu dengan biksu bijaksana tersebut di kota, entah bagaimana nasibku dan kamu'. Istrinya menenangkan suaminya dan berkata, 'tenanglah, yang belum terjadi tidak perlu dipermasalahkan. Besok kita harus mencari biksu itu kembali untuk memenuhi janjimu, membayar kebijaksanaan yang kau dapat ini'.

Esok harinya mereka berdua pergi mencari biksu tersebut di tengah kota. Begitu menemukannya, mereka berniat membayar biksu tersebut, tapi si biksu menolaknya sambil tertawa, 'kalau kalian menghindari perbuatan jahat, perbanyak perbuatan baik, dan senantiasa mawas diri, artinya kalian sudah membayarku....'

Thursday, September 6, 2012

Hukum Karma


Dua orang Perempuan masing2 sedang membuat Kue..

Perempuan pertama memiliki bahan2 yang memprihatinkan :
Terigu tua yang lumutan, sehingga gumpalan2 hijaunya harus ditampi terlebih dahulu..
Mentega yang diperkaya Kolesterol yang sudah agak masam..
Dia harus menyisihkan bongkahan2 cokelat dari gula pasirnya (karena seseorang telah menyendok dengan sendok basah bekas mengaduk kopi)
Satu2nya Buah yang dipunyainya adalah Kismis purba, sekeras Uranium..
& Dapurnya bergaya 'Pra Perang Dunia' entah Perang Dunia yang mana..

Wednesday, September 5, 2012

Karma Akibat Memutuskan Hubungan Suami Istri

Kekayaan dan kemuliaan itu ibarat awan dan asap, mudah hilang dan lenyap. Sekali kita salah bertindak, maka kita akan menyesal untuk selama-lamanya. Untuk menebus kesalahan yang pernah diperbuat seringkali harus menunggu reinkarnasi 100 tahun.

Kebanyakan manusia tidak percaya adanya pembalasan Karma, harus diketahui bahwa pembalasan atas perbuatan manusia selalu ada, seperti bayangan yang tetap mengikuti diri kita. Jadi janganlah kita sekali-kali memutuskan hubungan suami istri.

Thursday, August 30, 2012

Roda Doa, Om Mani Padme Hung

Roda doa atau Roda Mani, adalah sebuah roda yang diisi dengan mantra-mantra dan sutra yang sangat banyak yang dibungkus searah jarum jam mengelilingi sebuah sumbu. Beberapa roda doa berukuran kecil seperti gasingan.

Beberapa lainnya berukuran sangat besar sehingga dapat memenuhi sebuah ruangan. Seseorang memutar roda doa ukuran besar ini dengan memegang gagangnya dan kemudian berjalan searah jarum jam mengelilingi roda tersebut.

Jenis yang lainnya diletakkan pada air yang mengalir atau air terjun sehingga ia dapat memanen energi alami dan menyebarkan rahmat ke alam sekitarnya. Orang yang percaya memiliki keyakinan bahwa memutar roda doa ini atau mengibarkan bendera doa akan mengaktualisasikan doa-doa yang tertulis di dalamnya.

Propinsi Khan di Tibet mirip dengan daerah Barat Amerika yang liar. Orang-orang Kham adalah para penunggang kuda yang hebat, dan seperti halnya para penunggang kuda, mereka sangat mencintai kuda-kudanya. Hingga sekitar seabad yang lalu, Kham terdiri dari berlusin-lusin kerajaan yang lebih kecil, dimana setiap kerajaan tersebut memiliki angkatan perang sendiri, yang dibentuk melalui perekrutan wajib militer secara paksa.

Suatu ketika hidup seorang laki-laki tua jauh di sebelah timur Kham yang dikenal sebagai Pria Mani karena setiap hari, siang dan malam, dia selalu bisa ditemukan sedang memutar roda doa kecilnya dengan khusuk. Roda itu dipenuhi dengan mantra Kasih Sayang Yang Agung, Om Mani Padme Hung. Pria Mani itu hidup bersama anak lelakinya dan seekor kudanya yang bagus. Anak lelakinya adalah kebahagiaan dalam hidup pria tua itu; sedangkan kebanggaan dan kebahagiaan bagi anak lelaki tersebut adalah kudanya.

Istri pria tua itu, setelah melakukan kebajikan dan pengabdian yang panjang selama hidupnya, telah lama meninggal dan terlahir kembali di alam yang lebih beruntung. Sedangkan pria tua itu dan anaknya hidup sederhana, terbebas dari berbagai kebutuhan yang berlebihan, dan tinggal di salah satu rumah dari beberapa rumah batu yang kasar di tepi sungai di sebuah dataran yang luas.

Suatu hari kuda mereka menghilang. Tetangga-tetangga mereka ikut bersedih atas kehilangan satu-satunya harta milik pria tua yang berharga itu, tetapi pria tua yang selalu tenang itu tetap memutar roda doanya sambil terus menguncarkan mantra “Om Mani Padme Hung”, mantra nasional bangsa Tibet.

Kepada siapapun yang menyatakan duka-cita atas kehilangan kuda tersebut, ia hanya berkata,“Bersyukurlah untuk segala sesuatunya. Siapa yang bisa tahu apa yang baik dan apa yang buruk? Akan kita lihat ...”

Setelah beberapa hari, kuda yang hilang itu kembali, diikuti oleh sepasang kuda liar. Kuda-kuda liar ini kemudian dilatih oleh si pria tua dan anaknya. Para tetangga yang menyaksikan hal ini sangat bergembira dan mengucapkan selamat kepada pria tua itu. Pria tua itu hanya tersenyum dan berkata, “Saya berterima kasih ... Tapi siapa yang tahu? Kita akan lihat ...”.

Kemudian suatu hari, ketika mengendarai salah satu dari kuda liar itu, si anak lelaki jatuh dan kakinya mengalami patah tulang. Beberapa tetangganya membawa anak lelaki itu pulang ke rumahnya, mengutuk kuda yang liar itu, dan menyesali nasib si anak lelaki. Tetapi pria tua itu, duduk di sebelah ranjang anaknya, tetap memutar roda doanya terus menerus sambil dengan lembut membaca mantra Kasih Sayang Yang Agung dari Chenrenzig (Red: Avalokitesvara).

Ia tidak mengeluh maupun menjawab protes-protes tetangganya kepada nasib, tetapi hanya menganggukkan kepalanya dengan ramah, mengulangi apa yang pernah dikatakannya, “Sang Buddha adalah penuh kasih; saya bersyukur bahwa anak saya masih hidup. Kita akan lihat...”

Minggu berikutnya petugas-petugas militer muncul, mencari para wajib militer muda untuk dikirim ke garis depan pertempuran. Semua pria muda di daerah itu segera dibawa, kecuali anak lelaki pria tua itu yang sedang terbaring di ranjangnya.

Kemudian para tetangganya mengucapkan selamat kepada pria tua itu untuk keberuntungannya yang sangat besar, dan menganggap semua itu adalah berkat karma baik yang dikumpulkan oleh si pria tua dengan selalu memutar roda doanya dan selalu terus menerus mengucapkan mantra dari sela-sela bibirnya yang keriput.

Si pria tua hanya tersenyum dan tidak berkata apapun. Suatu hari ketika anak lelaki dan ayahnya sedang melihat kuda-kuda mereka yang bagus merumput di padang, pria tua yang pendiam itu sekonyong-konyong menyanyi :

“Hidup terus berputar dan berputar,
naik dan turun laksana kincir air;
Hidup kita adalah laksana keranjang-keranjang kincir itu,
kosong dan berisi bergantian terus menerus.

Laksana tanah liat dari si pembuat tembikar,
keberadaan jasmani kita berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya:
Bentuk-bentuk itu hancur dan terbentuk lagi dan lagi,

Yang rendah menjadi tinggi, yang tinggi akan jatuh;
gelap akan berubah menjadi terang,
dan yang kaya akan kehilangan semuanya.

Jika kau, anakku, adalah anak yang luar biasa,
kelak kamu akan terlahir kembali ke dalam sebuah biara.
Tetapi jika kau sangat cemerlang, anakku,
Maka engkau akan menjadi pejabat yang mengurusi perselisihan orang lain.

Seekor kuda hanya akan menyebabkan kesulitan seharga seekor kuda.
Kekayaan adalah baik, Tetapi dengan cepat akan kehilangan kesenangannya,
dan dapat menjadi beban, sumber pertengkaran, pada akhirnya.

Tak seorang pun tahu karma apa yang sedang menunggu kita,
tetapi apa yang kita tabur sekarang akan matang
dalam kehidupan-kehidupan yang mendatang, itu adalah pasti.

Maka berbuatlah baik pada semuanya dan jangan terbias,
berdasarkan ilusi tentang ‘memperoleh’ dan ‘kehilangan’.
Janganlah punya harapan maupun ketakutan,
pengharapan maupun kecemasan;

Bersyukurlah untuk segala sesuatunya,
apapun jatah yang kamu punya.
Terimalah segala sesuatunya;
terimalah setiap orang; dan ikutilah
Hukum Sang Buddha yang tidak pernah salah.

Hiduplah sederhana dan gampang dirawat, tetaplah
secara alamiah hidup tenang dan dalam damai.
Kau dapat menembak anak panah ke langit jika kau suka, anakku,
tetapi anak-anak panah itu pada akhirnya pasti akan jatuh kembali ke tanah.”
 

Ketika pria itu bernyanyi, bendera-bendera doa beterbangan melayang menutup kepala pria tua itu, dan roda mani yang kuno tersebut, yang diisi dengan ratusan mantra tulisan tangan, tetap berputar. Keadaan hening.

Sunday, August 26, 2012

Hati bertoleransi adalah hal yang Paling Indah

Kedokteran Tiongkok mengatakan, "Emosi dapat melukai badan, melukai hati." Dengan bertoleransi bukan hanya membuat diri kita semakin menarik, juga dapat membuat badan kita lebih sehat.

Kehidupan memberikan kita banyak toleransi, kalau tangan terluka bisa sembuh dengan sendirinya, kalau salah makan bisa muntah keluar, lalu mengapa kita juga tidak banyak bertoleransi kepada orang lain?

Kalau dalam kehidupan ini kita bisa menyikapi perselisihan dengan toleransi, maka tidak peduli siapapun yang bersalah, kita dapat melangkah mundur dan menjelaskan segalanya dengan tenang juga dengan cara yang bersahabat. 

Seseorang yang paling mendominasi pun akan enggan untuk marah ketika ia menjumpai kata-kata dan perilaku yang penuh belas kasih. Hal ini bahkan dapat menyelesaikan perselisihan yang paling rumit sekalipun. 

Hal ini sering terjadi dalam hubungan antar perseorangan, pihak yang menderita atau yang dilecehkan akan mengambil sikap, "Anda membuat saya menderita, maka saya akan membuat Anda lebih menderita lagi." 

Tetapi ini hanya akan meningkatkan permasalahan menjadi besar, karena keburukan dibalas dengan lebih buruk, sesuatu yang tidak dapat memecahkan pokok permasalahan. Ada seorang anak perempuan yang sering memiliki emosi yang meledak-ledak, bahkan anak laki-laki di sekolah juga takut pada dirinya, tetapi kemudian teman sekolah mendapatkan dia telah berubah. 

Dulu, jika ia menghadapi sesuatu masalah bisa membuat emosinya meledak-ledak, sekarang malah tidak ada reaksinya. Dia tiba-tiba tidak memaki orang lagi, teman sekolah yang sering dimaki olehnya, semua merasa tidak terbiasa, oleh karena hal ini semua orang diam-diam bertanya-tanya.

Kemudian guru kelasnya juga melihat perubahan perilakunya, lalu bertanya padanya alasan yang membuat dia berubah. Setelah menjelaskannya, gurunya menganggap proses perubahan itu akan sangat bermanfaat untuk memotivasi teman-temannya, oleh karenanya lalu mendorong dia untuk berbagi pengalaman dengan teman sekolah di depan kelas. 

Di rumah, setiap hari sayalah yang bertugas membuang sampah. Ada kalanya saya terlalu pagi membawa sampah keluar rumah, karena mobil sampah belum sampai, saya malas menunggu, lalu melihat ada orang menaruh sampah di depan pintu orang lain, saya juga ikut menaruh sampah di depan pintu orang itu lalu saya tinggal pergi.

Di rumah yang dititipi sampah tersebut, yang bertanggung-jawab membuang sampah adalah dua kakak beradik. Adik laki-laki jadi sering membantu membuangkan sampah orang lain, setelah lama akhirnya tidak tahan juga. Pada satu hari ia marah besar, "Hai, orang brengsek, berani berbuat mengapa tidak berani mengakui, kalau berani ayo tampil keluar!"

Mendengar adiknya berteriak-teriak, sang Kakak lalu keluar menghentikan dia dan berkata, "Apa yang kau ributkan, orang lain kan bukan sengaja, daripada untuk marah-marah, waktunya bisa kau pakai untuk buang sampah saja." 

Setelah selesai berbicara, ia lalu mengangkat beberapa kantong sampah berat untuk dibuang. Waktu itu saya perhatikan dari belakang, Kakak perempuan itu terlihat penuh kelembutan, rasanya sungguh membuat hati terharu!

"Malam itu, menjelang waktu tidur, setelah memikirkan kembali kejadian siang itu, saya merasa betapa diri ini berhati sempit, demi sedikit urusan kecil sering marah-marah besar, sama seperti adik laki-laki itu. Penampilan wajahnya mengerikan, kelihatan jelek sekali, sangat menakutkan. Lagipula, kalau terus-terusan begitu,  di kemudian hari bukankah tidak ada yang mau menikah dengan saya?"

"Maka saya memutuskan, harus menjadi seperti sang kakak yang penuh toleransi, dan berhati baik itu. Di atas adalah alasan saya berubah." Setelah dia selesai bercerita, di kelas penuh dengan gemeruh tepuk-tangan.

Saturday, August 11, 2012

Tuhan dan Landasan iman kita? (think Out of the Box)

Ijinkan saya membagi sudut pandang saya, Agama yang ideal adalah agama yang logis, bisa dinalar dengan akal. Pencarian dengan hati dan pikiran kemudiannya, untuk menambah ketebalan iman
yang tadinya hanya diyakininya….

Agama ideal adalah agama dengan bukti-bukti kongkrit… Sudut pandang saya saat ini. Idealnya, IMAN bukan “awal”, tetapi “HASIL”. Jika anda meletakkan “iman” di awal, sebagai permulaan, maka hasilnya adalah pembenaran. Dan inilah yang sering terjadi.

“Iman” seperti ini tidak mau kalah dan salah. Maunya benar melulu, dan para penganutnya kerap kali melakukan standar ganda untuk mempertahankan keimanannya, atau penafsiran yg berbeda2. Jadi ketika baca suatu kalimat pada kitab, tafsirannya mungkin artinya begini atau mungkin artinya begitu. Jika anda meletakkan “iman” di awal, maka: apa yang menjadi dasar iman anda? Ini pertanyaan fundamental yang serius. Yang benar itu: “iman” adalah hasil, letaknya di ujung. Yang disebut dasar berpikir itu adalah: analisa terhadap realita. Inilah yang kemudian “diolah” sehingga ujung-ujungnya menghasilkan “iman” (atau tidak beriman) terhadap teologi tertentu (tergantung bagaimana “proses”-nya). Itu adalah alur pikir yang valid. Bukan iman dulu, terus dicari-cari pembenarannya! Itu sih alur pikir orang awam!!!

Thursday, August 9, 2012

HUBUNGAN ANTARA AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN

Tidak akan ada yang mempermasalahkannya, kiranya, kecuali oleh ilmu pengetahuan itu sendiri, kalau dikatakan bahwa Agama Buddha itu merupakan suatu sistem, yang mempunyai pandangan yang objektif dan mandiri, mengenai sifat dan tujuan kehidupan manusia. Sifat objektivitasnya yang menonjol dari Agama Buddha, itu menyebabkan sistem Agama Buddha itu memisah dari Alam Agama, dan sekaligus mengakibatkan Agama Buddha lalu menggabung dengan jenis penyelidikan ilmiah yang berusaha untuk mencari Kenyataan (=Truth), yang mencirikan India pada zaman Gupta, dan periode-periode awal lainnya dari peradaban India, yang memungkinkan sekarang ini, sebagian besar para cendekiawan dari dunia intellektual, -baik di Dunia Timur, maupun di Dunia Barat-, terdorong untuk sibuk memperkembangkan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencapai Kenyataan-Kenyataan tersebut. Penulis 

Sunday, August 5, 2012

Dewi Welas Asih Yang Tidak Dapat melihat

Dewi Kwan-Im atau Dewi Avalokitesvara adalah Dewi yang selalu mendengar dan melihat tangisan dan penderitaan para mahluk.

Di vihara Dewi Kwan-Im yang sudah beratus-ratus tahun, dimana cat dinding dan langit-langit telah pudar warnanya menjadi kecoklat-coklatan. Rupang sang Dewi Kwan-Im yang welas asih, Para Mahluk Suci Tanpa Batas, Budha Agung Amitabha, Bodhisatva dan para Dharmapala tampak telah sangat pudar warnanya.

Ukiran, ornamen dan perhiasan pada meja altar, pintu, tian, hingga langit-langit telah banyak yang rusak dan kotor. Terlebih-lebih rupang Sang Dewi yang tampak bagian badannya hampir pudar seluruh warnanya, dan pada wajahnya tidak lagi tampak alis dan bola matanya.

Walaupun vihara Dewi Kwan-Im ini tampak sangat memprihatinkan, tetapi ternyata setiap hari banyak umat yang datang menghadap Sang Dewi untuk memohon petunjuk dan berkah. Banyak pula yang datang kembali untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Dewi, rupanya banyak sekali permohonan yang telah di bantu oleh Sang Dewi sehingga terkabul. Sungguh suatu hal yang tidak mengherankan bila vihara Sang Dewi menjadi salah satu vihara yang sangat terkenal di kota ini.

Pada suatu hari, datang seorang lelaki yang cukup terkenal di kota tersebut. Lelaki ini terkenal bukan saja karena perusahaannya yang sangat banyak, tetapi juga akan partisipasinya dalam berbagai kegiatan sosial dan kedermawanan. Bahkan lelaki ini banyak menjabat sebagai pengurus aktif dalam berbagai macam organisasi dan yayasan sosial. Kedatangannya kali ini bersama seorang seniman rupang yang terkenal, rupanya lelaki ini mempunyai suatu niat baik untuk memperbaiki vihara Dewi Kwan-Im ini.

Lelaki ini langsung menghadap kepada kepala vihara memohon izin untuk memperbaiki rupang-rupang di vihara. Kepala vihara menyetujui niat baik lelaki ini untuk mengecat dan memperbaiki rupang-rupang di vihara, karena memang sejak awal berdirinya vihara ini belum pernah diperbaharui. Kemudian lelaki ini memberikan arahan agar senimannya dapat mulai bekerja keesokan harinya.

Selanjutnya seniman yang diutus oleh lelaki tersebut mulai bekerja setiap hari untuk melukis dan mewarnai kembali rupang-rupang di vihara. Setiap hari pula, lelaki ini selalu datang untuk melihat-lihat dan mengawasi hasil kerja seniman kebanggaannya. Tampaknya seniman ini juga berusaha keras untuk memberikan suatu kebanggaan dan kepuasan kepada lelaki ini, sehingga dirinya bekerja tanpa lelah dengan penuh keseriusan.

Seminggu sudah berlalu, dan seniman ini sangat bangga akan hasil karyanya. Dia lalu menghadap lelaki yang mengutusnya untuk melaporkan tentang hasil pekerjaannya.

"Tuan, seluruh pekerjaan saya telah selesai. Ini merupakan karya saya terbaik selama saya menjadi seniman." kata seniman dengan bangga.

"Karya yang luar biasa, saya sangat kagum. Semuanya sekarang tampak lebih hidup dan indah. Memang pantas anda di sebut seniman nomor satu." Puji lelaki itu.

Lelaki itu lalu menghadap kepala vihara untuk menunjukan hasil karya senimannya. Lalu kepala vihara melihat rupang yang telah diperbaharui satu persatu.

"Sekarang rupang Wen-Chu-Khong tampak lebih gagah dan berwibawa, sungguh luar biasa jasa anda terhadap Yang Mulia Wen-Chu-Khong. Semoga Yang Mulia Wen-Chu-Khong selalu melindung anda sekeluarga dari segala halangan dan mara bahaya." Kata kepala vihara.

"Terima kasih, Guru."

Lalu mereka melanjutkan untuk melihat Jambala.

"Sungguh cerah dan tampak lebih hidup rupang Jambala ini. Semoga Yang Mulia Arya Jambala selalu melimpahkan rejeki dan berkah kepada anda sekeluarga." kata kepala vihara.

"Terima kasih, Guru." katanya kembali dengan senang, mendengar doa permohonan itu.

Lelaki ini sangat bangga dan puas menunjukkan satu-persatu hasil kerja senimannya. Kepala vihara tampaknya juga senang dengan hasil karya senimannya. Setiap kali melihat rupang yang telah diperbaharui, kepala vihara selalu memuji dan memohon berkah untuk keluarga lelaki ini.

Lalu tibalah mereka di hadapan rupang Sang Dewi Kwan-Im, kepala vihara memperhatikan lama sekali rupang Sang Dewi.

"Sungguh luar biasa indahnya Sang Dewi, pakaiannya tampak hidup dan senyumnya Sang Dewi sangat menawan. Silahkan seniman anda melanjutkan karyanya memperbaiki mata Sang Dewi.." Kata kepala vihara.

"Guru mohon maaf, saya sengaja menyuruh seniman saya untuk tidak memperbaiki mata Sang Dewi." Jelas si lelaki.

"Kenapa anda tidak memperbaiki mata Sang Dewi." Tanya kepala vihara keheranan.

"Mohon maaf Guru, Saya tidak ingin Sang Dewi dapat melihat saya." Kata sang lelaki.

"Mengapa anda tidak ingin dilihat Sang Dewi? Bukankah anda telah melakukan perbuatan amal baik dengan memperbarui rupang-rupang vihara Sang Dewi." Tanya kepala vihara lebih heran lagi.

Pengusaha ini lalu membawa kepala vihara untuk pindah keruangan sebelahnya yang tampak lebih sepi, rupanya lelaki ini tidak ingin ucapannya didengar oleh siapapun diruang altar Sang Dewi.

"Guru, saya ini seorang pengusaha yang tidak selalu dijalan yang lurus dan benar. Saya kadang terpaksa harus berbohong dan kadang berbuat sedikit menyimpang untuk mencapai apa yang saya inginkan. Walaupun demikian, permintaan saya banyak dikabulkan oleh Sang Dewi. Saya benar-benar merasa sangat bersyukur atas pertolongan Sang Dewi." bisik lelaki ini dengan perlahan-lahan di telinga kepada vihara.

Kepala vihara terdiam kebingungan dan berusaha mencoba menangkap apa sebenarnya yang dimaksud oleh lelaki ini.

"Guru, saya tahu mengapa Sang Dewi selalu mendengar permohonan saya walaupun saya banyak melakukan kesalahan. Setelah saya amati ternyata Sang Dewi matanya buta, sehingga Sang Dewi tidak dapat melihat apa yang telah saya lakukan selama ini." bisik lelaki pengusaha.

Kepala vihara masih terdiam berusaha memahami makna penjelasan sang dermawan.

"Guru, Sang Dewi yang buta hanya dapat mendengar permohonan saya. Saya sengaja menyuruh seniman saya untuk tidak memperbaiki bola mata Sang Dewi karena saya lebih menyukai Sang Dewi tetap buta. Biarlah Sang Dewi hanya dapat mendengarkan permohonan-permohonan saya, tanpa dapat melihat apa yang telah saya perbuat." Jelas lelaki ini.

"Om Mani Padme Hum, sungguh benar-benar Dewi yang welas asih…." kepala vihara akhirnya bersuara, dan berbalik badan meninggalkan lelaki itu.

PANGERAN LIMA SENJATA DAN SI RAMBUT-LENGKET

Suatu ketika, Sang Boddhisatva terlahir sebagai putra Raja dan Ratu Benares. Pada hari pemberian nama, 800 peramal diundang ke istana. Dan sebagai hadiah, mereka diberi apapun yang mereka inginkan
untuk menyenangkan mereka. Dan mereka diminta untuk meramalkan nasib sang pangeran kecil, agar mereka dapat memberikan nama yang sesuai untuknya. Salah satu peramal ahli dalam membaca tanda tanda di badan. Ia berkata, “Tuanku, ini adalah berkah dari jasa-jasa anda. Dia akan menjadi raja penerus kerajaan ini.” Para peramal itu sangat pandai. Mereka mengatakan apapun yang ingin diketahui raja dan ratu. Mereka mengatakan, “Anakmu akan menjadi ahli 5 senjata.

HANYA KITALAH YANG DAPAT MENOLONG DIRI KITA SENDIRI (Only We Can Help Ourselves)

Semua makhluk adalah pemilik perbuatan mereka sendiri, terwarisi oleh perbuatan mereka sendiri, lahir dari perbuatan mereka sendiri, berhubungan dengan perbuatan mereka sendiri, tergantung pada perbuatan mereka sendiri, perbuatan apapun yang mereka lakukan baik ataupun buruk, itulah yang mereka warisi Sang Guru menasehati kita untuk merenungi lima hal ini dalam kehidupan sehari-hari kita.

Karma Atau Nasibkah Ini?

“Sesuai dengan benih yang di tabur, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah biji-biji benih & engkau pulalah yang akan merasakan buah dari padanya”. Samyutta Nikaya I: 227.

Dengan pandangan mata yang nanar, serta diiringi deraian air mata yang rintik-rintik, si Ani (bukan nama sesungguhnya) menyesali & menolak ketinggalan kelas yang di alami. Di dalam pikirannya selalu timbul pertanyaan mengapa si A, B & C yang menurut pandangannya jauh lebih bodoh alias idiot, bias lulus dengan angka yang menyakinkan, sedangkan dia, tidak! Padahal di caturwulan III saja agak ambruk. Di manakah keadilan itu ? Mengapa dia yang harus tinggal kelas sedangkan orang lain tidak ? Inikah yang namanya kesialan ? Rasanya hidup itu jadi hambar & tiada artinya sama sekali.

Saturday, August 4, 2012

Lebih Baik Mengharapkan Diri Sendiri

Su Dongpo ( 苏东坡 ) adalah seorang sastrawan yang terkenal pada zaman dinasti Song, dia berteman baik dengan guru besar Zhen. Pada suatu hari mereka berdua sedang pergi berdarma wisata, di sebuah dermaga
mereka melihat ada sebuah kuil Dewi Kwan Im.

Guru besar Zhen segera melipat tangan dan memberi hormat serta menyembah kepada Dewi Kwan Im.

Sunday, July 15, 2012

HUKUM KARMA DAN JENISNYA

Dalam kegiatan sehari-hari kita sering mendengar kata “Karma”. Panggunaan kata “Karma” ini pada umumnya ditujukan untuk manggambarkan hal-hal yang tidak baik; karma selalu dihubungkan dengan karma buruk. Padahal sebetulnya karma bukan hanya karma buruk tetapi juga ada karma baik. Selain sebagai karma buruk, konsep karma juga sering diidentikkan sebagai satu-satunya penyebab kejadian. Kita menganggap setiap keadaan buruk selalu disebabkan oleh karma, semuanya tergantung pada karma. Konsep yang demikian ini dapat berakibat menurunkan semangat juang atau semangat hidup kita. Padahal karma bukan satu-satunya penyebab kejadian, melainkan hanya salah satunya; masih terdapat banyak faktor yang ikut menentukan dan menyebabkan karma berbuah. Konsep yang menganggap bahwa karma selalu karma buruk dan sebagai satu-satunya penyebab kejadian ini dapat dikatakan sebagai suatu pandangan yang salah dan merupakan kelemahan terhadap penjelasan hukum karma.

Monday, July 9, 2012

Delapan Dewa ( Ba Xian 八仙 )

Legenda Delapan Dewa mungkin berawal pada Dinasti Tang, dan cerita itu bervariasi pada setiap dinasti. Para karakternya, menurut versi setelah Dinasti Ming, adalah Han Zhongli, Zhang Guolao, Han Xiangzi, Tie Guali, Cao Guojiu, Lu Dongbin, Lan Caihe, dan He Xianggu. Dengan memiliki penampilan dan kepribadian yang sangat berbeda, Delapan orang ini merupakan Dewa yang hebat dalam ajaran Tao, dan mereka
sering berkumpul bersama.

Delapan Dewa tidak langsung dilahirkan abadi. Mereka berasal dari dunia manusia, seperti dari anggota keluarga kekaisaran, pengemis, pendeta Tao, dan lain-lain. Ada kisah yang yang sangat menarik di belakang mereka saat berhasil berlatih dan mencapai keabadian.

Cao Guojiu adalah saudara seorang Kaisar, Tie Guali berkaki pincang dan berjalan dengan sebuah tongkat, He Xiangu seorang perempuan muda dan sangat menarik, Zhang Guolao terlihat sangat sehat di usianya yang lanjut dan sering menunggang keledai dengan terbalik. Han Xiangzi, keponakan dari Han Yu, seorang penulis terkenal di zaman Dinasti Tang dan sangat senang bermain seruling, Han Zhongli selalu terlihat dengan kipas daun palem di tangannya.

Sunday, July 8, 2012

KARMA dan NASIB

CARA YANG MUDAH & SATU-SATUYA CARA UNTUK MENGUBAH NASIB :

Banyak sekali orang yang pada saat mengalami hambatan dalam hidup, dagangan rugi, kehancuran rumah tangga, gangguan kesehatan atau banyak kesulitan-kesulitan selalu pergi mencari suhu-suhu dan minta nasihat atau meramal nasib. Apabila nasibnya baik mereka akan pulang dengan senang hati tetapi kalau ramalannya jelek maka merka akan pulang dengan wajah yang kusuh.

Manusia di dunia ini bermacam-macam, ada tang naik daun ada juga yang jatuh. Saya merasa bahwa manusia di dunia ini benar-benar diatur oleh nasib. Segala perolehan dan kehilangan harta dan kedudukan, gembira dan sedih, pertemuan dan perpisahan semuanya tidak lepas dari pengaturan nasib, banyak sekali orang yang mencoba untuk merubah nasibnya tapi kebanyakan mereka tidak mengerti caranya sehingga akhirnya hasilnya nol. Mereka yang datang meramal dan nasibnya kurang bagus, selalu bertanya apakah ada cara untuk merubahnya. Saya akan menjawab “Ada!”

Friday, June 29, 2012

DAVID BECKHAM MENJADI PENGIKUT BUDDHA

Trend perpindahan kepercayaan orang-orang barat untu belajar dan mengikuti ajaran Buddha kian hari kian bertambah. Tidak hanya kalangan muda milenium ke-tiga, mereka yang telah berusia pun mulai tersentuh dengan ajaran Buddha yang diajarkan Guru Gautama.

Generasi muda di Eropa tertarik dengan filosofi Buddha karena mereka telah bosan dengan doktrin ajaran yang harus menerima semua instruksi yang tertulis.Pembatasan pertanyaan fundamental mengenai hakikat kebenaran mutlak menjadikan doktrin yang telah berkembang sebelumnya mulai runtuh. Satu-satunya filosofi atau ajaran yang membuka gerbang sebesar-besarnya untuk mengeksplor ajaran/filosofi adalah ajaran Buddha.

APAKAH RASA TAKUT ITU

Rasa takut adalah mencari-cari kesalahan dengan masa depan. Jika saja kita selalu ingat bahwa masa depan itu tak pasti, kita tak akan pernah mencoba meramalkan apa yang bisa salah. Rasa takut berakhir saat ini juga.

Suatu hari, ketika saya masih kecil, saya begitu takut kalau harus pergi ke dokter gigi. Meskipun saya sudah bikin janji untuk bertemu dengan dokter gigi, tetap saja saya tak ingin pergi. Saya khawatir sendiri dengan tololnya. Saat tiba di tempat praktik dokter gigi, saya diberi tahu bahwa dokter giginya berhalangan. Saya belajar betapa sia-sianya rasa takut itu.

Wednesday, June 20, 2012

Doa, Bisakah Terkabul?

Hidup ini tidak memuaskan. Ada saja yang kita rasa masih kurang kita miliki; harta, rezeki, berkah, sandang-pangan, pekerjaan, kesehatan, keamanan, keturunan, keselamatan, kebahagiaan, dll. Sesungguhnya semua itu bisa kita dapatkan dengan melakukan suatu usaha, dengan membuat sebabnya, karena manusia memang memiliki potensi untuk itu. Manusia bukanlah makhluk lemah dan ringkih, sehingga untuk memenuhi segala kebutuhannya harus mengharapkan belas kasihan makhluk lain. Menurut agama Buddha, manusia bukanlah wayang golek, yang segala sesuatunya diatur dan digerakkan oleh Pak Dalang/Sutradara. Tak ada makhluk lain yang ikut mengatur persoalan nasib seseorang. Namun karena terbelenggu oleh ketidaktahuan, manusia tidak dapat melihat dan merealisasikan potensi yang ada pada dirinya. Mereka lebih suka memohon dan meminta kepada para dewa, sebagai jalan pintas untuk memenuhi segala keinginannya, tanpa mau bersusah payah. Apalagi bila dalam memohon itu dipersembahkan sajian yang mewah dan mahal, maka dianggap akan lebih mempercepat terkabulnya permintaan mereka. Tindakan memohon dan meminta kemurahari hati para Dewa atau Maha Dewa untuk sesuatu inilah yang umum disebut Berdoa.

Steve Job dan Kematiannya

Steve Jobs pendiri Apple Inc yang meninggal baru-baru ini pada 5 Oktober 2011. Memberikan kenangan yang luar biasa kepada dunia mulai dari rekan bisnis, pengguna Apple, bahkan kompetitor sekalipun. Steve Jobs terkenal layaknya seorang selebriti. Setiap ucapannya di podium konferensi menjadi sorotan media.
Steve Jobs yang lahir pada 24 Februari 1955 di San Francisco, California, Amerika Serikat adalah seorang tokoh bisnis dan seorang penemu. Jobs yang putus kuliah dari Reed College, bersama Steve Wozniak, Mike Markulla mendirikan perusahaan Apple Inc yang produknya mendunia. Jobs sebagai pendiri sempat dipecat sebelum bergabung kembali pada tahun 1996, dimana Apple Inc membeli perusahaan NeXT senilai $429 juta. Jobs selama dipecat mendirikan perusahaan komputer NeXT dan membeli perusahaan grafik yang berganti nama Pixar. Ia juga memiliki sedikit saham Disney setelah Pixar bekerjasama dengan Disney.

Andrie Wongso: Sukses Luar Biasa Praktekkan Ajaran Buddha

Andrie Wongso motivator nomor satu Indonesia merupakan tokoh buddhis terbaik nasional. Beliau berbagi kisah dan pengalaman hidup masa susah hingga sukses berkarir maupun membina keharmonisan keluarga. Ajaran Buddhis menjadi pedoman hidup menuju kesuksesan luar biasa.

Perayaan Imlek 2563 mengingatkan kembali Andrie Wongso pada kampung kecil di Malang, Jawa Timur sebagai memori masa lalu yang tak terlupakan sepanjang hidup. Kota tempat kelahiran Andrie kecil yang hidup menderita oleh himpitan ekonomi keluarga hingga tak tamat sekolah dasar. Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, Andrie kecil menjadi tulang punggung ekonomi keluarga dengan berjualan kue keliling antar toko dan kampung di pasar Lawang. Laba hasil jualan kue rangen buatan ibunya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai uang sekolah adik. “Saya menyesal belum dapat membahagiakan ibu kandung yang tak dapat mendampingi kesuksesanku saat ini. Kisah hidup kepahitan bersama ibu tercinta menjadi catatan memori yang tak terlupakan sepanjang hidupku” kenang An Yi sapaan AW dengan menitihkan air-mata kebahagiaan.

Tuesday, June 19, 2012

Kisah Mama Yang Mulia

Cintailah Mama kita sebagai mana kita mencitai diri kita sendiri.
"Shi Sang Chi You Mama Hau"
Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.

Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.

Tindakan Kita Menentukan Takdir Kita (Jet Li)


Jet Li mungkin merupakan aktor laga paling terkenal diAsia, dan namanya juga semakin dikenal di kalangan Hollywood. Dalam biografi singkat berikut ini, dia menceritakan ketertarikannya terhadap ajaran Buddha dan misinya untuk memperkenalkan ajaran Buddha kepada dunia.
Pada tahun 1997, saya memutuskan untuk pensiun dari dunia perfilman. Dikarenakan satu hal, yaitu saya sangat lelah. Coba Anda pikirkan: mulai dari umur 8 tahun, Anda latihan wushu 8 jam sehari selama 10 tahun. Kemudian Anda mulai bermain film, dan itu kurang lebih merupakan kegiatan yang sama. Dan kapan pun Anda berbicara kepada reporter, mereka selalu membujuk Anda untuk berpose di depan kamera. Tetapi Anda menjadi terkenal dan menghasilkan banyak uang. Anda juga mendapat beberapa luka yang serius.

Monday, June 18, 2012

Anggun C Sasmi : Agama Buddha itu Sederhana

Anggun Cipta Sasmi (lahir di Jakarta, 29 April 1974) adalah penyanyi Indonesia yang sekarang memiliki kewarganegaraan Perancis. Hingga saat ini ia masih satu-satunya penyanyi Indonesia yang berhasil menaklukkan pasar musik dunia. Saat ini ia bermukim di Paris, Perancis dan Montreal, Kanada untuk melanjutkan karir internasionalnya. Hingga tahun 2005, ia telah sukses menjual sebanyak 12 juta kopi album internationalnya di seluruh dunia, menjadikannya artis Asia paling sukses di luar Asia.

Masa kecil dan karir di Indonesia

Friday, June 15, 2012

MASALAH ADALAH GURUMU

Bahkan meski masalah itu benar-benar mengganggu dan tak tertahankan, kita bisa belajar sesuatu darinya. Bahkan tatkala makanan yang tersedia demikian buruk atau ketika kami harus duduk bersila begitu lama, mendengarkan ceramah yang membosankan, karena Ajahn Chah bicara sepanjang malam.
Semua buku yang Anda baca mengenai ceramahnya, beberapa batangan mestika kebijaksanaan yang inspiratif itu, kadang Anda harus, menunggu 7-8 jam ceramah sampai Anda bisa mendapat satu dari mereka. Apa yang para biksu Iakukan adalah menelusur dan menyaring semua isi ceramah ini dan menaruh mutiara kebijaksanaan ini ke dalam buku hingga Anda bisa mendapatnya dengan mudah. Ajahn Chah sama sekali tldak seperti itu. Anda harus mendengarkan berjam-jam untuk mendapatkan
salah satu wejangan inspiratif itu. Kadang ceramahnya begitu panjang. la berkata bahwa hal ini mengajarimu sesuatu. Jadi jika Anda mengalami sesuatu yang sulit ditanggung, Anda harus menganggap hal itu sebagai guru Anda.

Thursday, June 14, 2012

AJAHN NYAMUK

Tembusilah sifat sejati segala sesuatu. Di sanalah kebijaksanaan dan pandangan cerah muncul. Tembusilah masalah seperti bos dari neraka, pasangan dari neraka, atau tubuh seakan dineraka, jika Anda sangat sakit atau menderita.

Pertama-tama, coba lihat apa yang kita lakukan jika muncul masalah dalam hidup ini? Kita langsung menyewa pembasmi hama. Ketika kita menemukan kecoak di rumah, kita panggil pembasmi hama, tembak mereka dengan insektisida. Jika kita mengikuti jalan seperti itu, kali berikutnya kita mendapatkan pasangan yang tidak kita sukai, tembak mereka, atau jika kita tidak bisa mendapatkan bahan kimianya, berikutnya datang pengacara perceraian. Terhadap rasa sakit apa pun pada tubuh, tembak mereka dengan peluru ajaib yang disebut obat kimia penyembuh. Terhadap apa pun yang tidak kita sukai dalam masyarakat, kita
memanggil pembasmi hama. Inilah yang disebut niat buruk.

Thursday, June 7, 2012

LIMA JARI

Suatu ketika, kelima jari tangan cekcok memperdebatkan mana di antara mereka yang paling penting. Ibu jari berkata,"Aku yang terpenting karena akulah jari yang terbesar. 

Tiap kali ada sesuatu yang bagus atau baik, pasti orang akan mengacungkan diriku. Ini membuktikan, akulah yang paling hebat!" Si jari telunjuk tidak mau kalah, dan menukas, "Salah! Akulah yang terpenting karena aku sering digunakan untuk menunjuk. Karena itu, pastilah aku yang paling hebat!" Si jari tengah mcmbalas sengit, "Akulah yang terpenting karena di antara kita semua, akulah yang paling tinggi. Jadi, tidak salah lagi, akulah yang paling top di antara kita semua!"

Saturday, June 2, 2012

Kesadaran Seorang Anak Tidak Berbakti

Fu-hauzi selain malas juga pemarah sekali, sehingga ibunya yang masih bekerja sendirian tersebut sering menjadi obyek amarahnya. 

Tetapi ibunya tetap sabar dan mengasihi anak tunggalnya tersebut.

Sampai suatu hari, pemuda ini mendapatkan khabar bahwa di seberang lautan dekat puncak gunung, terdapat seorang Buddha yang sangat sakti dimana setiap permintaan dapat dipenuhinya. Fu-hau-zi yang memang sifatnya malas, berminat untuk bertemu Buddha tersebut agar dapat langsung memperoleh kesaktian sehingga tidak perlu susah bekerja. Maka berangkatlah Fu-hauzi seorang diri yang tentunya tanpa pamit kepada ibunya.

Thursday, May 31, 2012

Filosofi Dasar Hidup

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga ?"

Sup Batu

Pada suatu hari, tiga orang bijaksana berjalan melintasi sebuah desa kecil.

Desa itu tampak miskin. Tampak dari sawah-sawah sekitarnya yang sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi. Ya, memang telah terjadi perang di negeri itu - dan sebagai rakyat jelata - merekalah yang kena dampaknya. Macetnya distribusi pupuk, bibit, dan kesulitan-kesulitan lain membuat sawah mereka tidak mampu menghasilkan apa-apa lagi. Cuma beberapa puluh orang yang masih setia tinggal di desa itu.

Sunday, May 20, 2012

Penemuan Manusia Antara Surga, Neraka, Bumi(Perjalanan Atma, Mencari Bekal di Jalan Dharma)

SESAAT setelah badan jasmani mati,Atma melakukan perjalanan jauh. Cerita perjalanan Atma ada di banyak tempat, dalam berbagai kebudayaan, dan bermacam kepercayaan. Yang sama dari tiap cerita itu, Atma dikabarkan sengsara, kesepian, dan ketakutan. Walaupun perjalanan itu penuh penderitaan, tidak ada cerita Atma menunda perjalanan. Apalagi membatalkan. Sepertinya tidak ada pilihan lain bagi Atma kecuali melakukan perjalanan itu. Ia tak mungkin bertahan tinggal dalam tubuh yang segera akan membusuk. Bagian tubuh yang berasal dari tanah kembali menjadi tanah. Yang berasal dan air kembali menjadi air. Maka Atma mencari rumah baru. Pilihan ada dua, hanya dua menurut cerita : Surga atau Neraka.

Friday, May 18, 2012

AKU GEMBIRA MASUK NERAKA


Empat bayangan hitam mengendap-endap mendekati bangunan rumah yang luas itu. Tembok tinggi bukan merupakan halangan berarti bagi empat bayangan yang tampaknya adalah tokoh dunia persilatan.Dalam sekejab mereka telah masuk ke dalam halaman dan bersiap menuju ruang tidur utama. Tampak mereka sangat menguasai lapangan,

membuktikan market survey telah dilakukan dengan baik. Tapi mereka tak sadar, ada satu sosok berjubah abu-abu menguntit di belakang mereka. Jubah abu- abu dan toya tampaknya sudah menjadi brand image Wu Wo (Tiada Aku).

Wednesday, May 9, 2012

Penyakit Berawal Dari Hati Dan Pikiran

Khuang Ce Yen adalah seorang pejabat negara, mungkin karena beliau terlampau berpikir sehingga menyebabkan dirinya jatuh sakit. Segala daya upaya telah dicoba untuk mengobatinya, tapi sayang masih belum ada hasilnya. Manusia pada umumnya berpendapat bahwa tubuh manusia jatuh sakit disebabkan oleh bakteri atau virus dan bukan disebabkan oleh pikiran. Namun dalam kitab suci, Sang Buddha mengatakan bahwa segala penyakit berawal dari hati dan pikiran manusia, hanya manusia sendiri yang tidak menyadarinya.

Lalu beliau memohon kepada seorang suci yang bernama "Pao Yang Ce Cen Jen" untuk mengobati penyakitnya. Kemudian beliau mengatakan bahwa penyakit Khuang Ce Yen berawal dari hati dan pikirannya. Manusia memiliki tiga hati yaitu :

Saturday, May 5, 2012

AYAM ATAU BEBEK


Suatu ketika, ada pasutri yang baru saja menikah. Di suatu senja setelah makan malam mereka memutuskan berjalan-jalan dihutan. Saat tengah saling berpegangan tangan dengan penuh CInta berjalan bersama, mereka mendengar suara "KWEK-KWEK.."

Si istri berkata, " Sayang, kamu dengar suara ayam itu?" Sang suami berkata, "Bukan ah, itu bukan ayam. Itu Bebek!"

Lima Malaikat

Mengumpulkan uang itu sulit, tetapi menghabiskannya mudah, dan cara termudah untuk kehilangan uang adalah dengan berjudi. Semua penjudi pada akhirnya adalah pecundang. Meskipun demikian, masih saja orang senang meramal masa depan dan berharap mendapatkan banyak uang dari berjudi. Saya menceritakan dua kisah berikut ini untuk menunjukkan betapa berbahayanya meramal masa depan itu, sekalipun kita mendapat pertanda.

Tak Akan Dibawa Mati

Kisah ini adalah kisah tentang seseorang di Australia. Orang ini ingin memastikan bahwa sebelum mati, ia ingin berderma kepada semua agama. Untuk ini, ia pergi ke gereja, bertemu dengan pastor, dan berkata, "Saya ingin mendanakan $10.000 pada gereja. Tapi syaratnya begini, ketika saya mati nanti, tolong pastor taruh $5.000 dari total uang itu di dalam peti mati saya supaya bisa saya bawa ke surga. Sisanya, $5.000, boleh pastor ambil untuk gereja. Nah, ini uangnya!" Orang itu kernudian memberikan uang tunai $10.000 kepada si pastor.

Wednesday, April 25, 2012

Kisah Inspiratif Mengenai Reinkarnasi

Cerita ini dimulai pada jaman Dinasti Song Utara (960-1127 Sesudah Masehi). Karena seringnya kalah dalam perang dengan Kerajaan Liao, Dinasti Song Utara akhirnya menandatangani perjanjian damai Tanyuan dengan Liao. Di dalam perjanjian ini, Song Utara setuju untuk membayar upeti dalam jumlah besar kepada Liao setiap tahunnya. Akibatnya, Song Utara harus menarik pajak yang tinggi kepada rakyatnya, menyebabkan rakyat menjadi semakin miskin. Rakyat Song, terutama yang tinggal di perbatasan antara Song dan Liao, mengalami kesengsaraan yang amat sangat sepanjang tahunnya. Kerajaan Liao justru mencapai puncak kejayaannya pada periode ini.

Pada masa itu, saya bereinkarnasi menjadi seorang putri di Kerajaan Liao yang bernama Tianxing Putri Tianxing ini memiliki kepribadian yang galak dan mudah tersinggung. Seorang guru tua bela diri mengajari Putri Tianxing sejak ia masih kecil. Sebelum gurunya berpisah dengannya, ia memberikan sebuah pedang pusaka yang dapat membelah besi menjadi dua. Gurunya memberi tahu putri bahwa ia tidak pernah boleh membunuh seseorang yang tidak bersalah. Ketika gurunya meninggalkannya, ia baru berumur 20 tahun. Untuk mencarikannya seorang suami, ayahnya telah melewati banyak kesusahan. Ia mencari banyak kandidat supaya putrinya dapat memilih, tetapi putri Tianxing tidak mau menikahi salah satunya. Sang putri juga merasa murung jika membahas tentang rencana perkawinannya.

Tuesday, April 24, 2012

Dhammapada : BAB II. APPAMADA VAGGA - Kewaspadaan

1. (21) Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan; kelengahan adalah jalan menuju kematian. Orang yang waspada tidak akan mati, Tetapi orang yang lengah seperti orang yang sudah mati.
Kisah »


2. (22) Setelah mengerti hal ini dengan jelas, orang bijaksana akan bergembira dalam kewaspadaan dan bergembira dalam praktek para ariya.
Kisah »


3. (23) Orang bijaksana yang tekun bersamadhi, hidup bersemangat dan selalu bersungguh-sungguh, pada akhirnya mencapai nibbana (kebebasan mutlak).
Kisah »


4. (24) Orang yang penuh semangat, selalu sadar, murni dalam perbuatan, memiliki pengendalian diri, hidup sesuai dengan Dhamma,dan selalu waspada, maka kebahagiaannya akan bertambah.
Kisah »

Kisah Nigamavasitissa

Nigamavasitissa lahir dan dibesarkan di suatu kota dagang kecil dekat Savatthi. Setelah menjadi seorang bhikkhu, dia hidup dengan sederhana, dengan mempunyai hanya sedikit keinginan.

Untuk berpindapatta, beliau biasanya pergi ke desa tempat saudaranya tinggal dan mengambil apa yang disediakan untuknya. Nigamavasitissa selalu melewatkan kesempatan menerima banyak dana makanan lainnya. Meski ketika menerima banyak dana makanan lainnya. Meski ketika Anathapindika dan Raja Pasenadi dari Kosala memberikan dana makanan dalam jumlah besar kepada para bhikkhu, Nigamavasitissa tidak mau pergi ke sana.