PERTANYAAN SAMURAI

Seorang kesatria samurai ingin tahu apakah ada surga dan neraka. Maka ia datang menemui seorang biksu yang ia hormati dan agumi. Ia berkata, "Biksu yang mulia, saya datang hendak bertanya kepada Anda. Anda pasti bijak dan jujur, jadi  jika Anda tidak tahu jawabannya, mohon Iangsung katakan tidak tahu. Setidaknya, jujurlah. Jangan mengada-ada jawaban, saya bisa tahu ketika orang hanya pura-pura tahu. 

Pertanyaan saya: apakah surga dan neraka itu ada?"
Biksu itu menjawab ketus, "Kau terlalu bodoh untuk bisa tahu!"
Ia menghina samurai itu! Dan kita tahu bahwa samurai adalah
kesatria yang penuh harga diri, dan mereka tidak bodoh. Mereka
sangat cerdas dan telah melalui pelatihan intensif. Jelas saja ia
tersinggung.
Ia mengatakan, "Yang mulia, saya tidak bodoh. Jawab pertanyaannya, jika Anda tidak tahu, bilang saja!" 

"Dengar! Saya malas menjawab pertanyaan begundal sepertimu!
Pergi!" Biksu ini memanggil sang prajurit elite sebagai begundal.

Kesatria ini meletakkan tangannya di gagang pedangnya dan
berkata, "Hati-hati berkata seperti itu! Pedang ini sangat tajam
dan bisa memenggal kepalamu dengan sekali tebas!"

Biksu itu berseru, ”Logam karatan itu? Kamu bahkan tidak bisa
memotong kue dengan itu!"



Hal itu benar-benar memicu kemurkaannya. Samurai itu begitu
tersinggung, harga dirinya terluka parah. la mencabut pedangnya
dan ketika ia nyaris menebaskannya ke leher biksu itu, biksu itu
menatapnya lurus-lurus, "Itulah neraka! Kamu marah, keadaan
batinmu ketika kecewa dan tersinggung, itulah rasanya neraka!
Kamu ingin memenggal kepalaku karena sakit hatimu? Bayangkan
kamu berada di sana tidak hanya sebentar, namun zaman demi
zaman. Itulah neraka!"

Untunglah samurai itu paham. Saya sering berkomentar bahwa
biksu itu memaksakan keberuntungannya sampai batasnya.

Namun ia memang memahami jawabannya dan waktu itu masih
hidup untuk bisa menceritakan kisah ini.

Samurai itu berkata, "Akhirnya... saya bertemu orang yang
bijak dan tidak hanya membuat-buat cerita!' 
Ini bukan jawaban yang berbelit-belit dan tidak jelas, dan biksu itu sesungguhnya meminta si samurai memahaminya langsung. Ia tidak mengatakan bahwa jawabannya tertulis dalam kitab suci, namun ia langsung mengajarkan sesuatu. Luar biasa kan? Mengajari orang bukan ke kepala mereka, namun ke hati mereka.

Kesatria samurai ini langsung berlutut di tanah dan bersujud kepada sang biksu, dengan air mata mengalir di pipinya, "Anda adalah biksu yang menakjubkan.Terima kasih banyak!”  

Biksu itu menatapnya dan tersenyum,”Itu|ah surga! Itulah perasaan 
yang kamu alami di hati saat ini. Mohon jagalah itu dalam hatimu
hari demi hari. Itulah surga!"

Kita bisa memahami surga dan neraka dalam kehidupan ini
juga, namun itu hanya kondisi sementara dan kita cenderung
mengalami kedua hal itu lagi dan lagi .... 


Share this post :

Post a Comment

Google Translate

Popular Post

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan Artikel Buddhist - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger