Berapa Pun Tidak Cukup


Saya adalah bhikkhu yang sangat ketat, jadi saya tidak menerima uang apa pun. Saya tidak punya kartu kredit, tidak punya tabungan bank. Saya tidak punya uang sama sekali.Tapi ada satu perkecualian. Anda bisa menghadap saya dan berkata, ”Ajahn Brahm, saya tahu Ajahn tidak bisa menerima uang apa pun. Tapi, jika Ajahn mau, saya akan berikan apa pun yang Ajahn inginkan untuk keperluan pribadi Ajahn,bukan untuk wihara, namun untuk Ajahn." Dan biasanya, Anda akan mengatakan jumlah tertentu yang akan Anda sediakan. Misalnya 100.000 ringgit, atau 100.000 rupiah. Dan waktu pertama kalinya saya mengalami

hal ini, saya berada di Thailand. Orang itu berkata, "Saya ingin membantu Ajahn. Saya sudah berdana bagi wihara, tapi saya ingin memberikan sesuatu pada Ajahn senilai 100 baht’ Saya tidak tahu persis uang 100 baht itu seberapa besarnya. Mungkin waktu itu sekitar $10. "Apa pun yang Ajahn perlukan ujarnya.

Waktu itu, tidak pernah terlintas dalam benak saya bahwa saya memerlukan sesuatu. jadi saya jawab, ”Begini, saya tidak bisa memikirkannya saat ini. Nah, Anda ke sini lagi saja besok. Malam ini, saya akan masuk ke kamar saya, lalu saya akan memikirkannya Orang itu berkata, "Baiklah, saya akan ke sini besok pada jam yang sama." Nah, malam itu, saya mengambil secarik kertas bekas. Apa yang saya perlukan dengan uang 100 baht ini? Saya berpikiran begini, "Aku perlu buku tulis. Penaku ini sudah parah. Aku

perlu pena baru. Sulit sekali menulis pada malam hari dengan lilin. Aku pcrlu senter nih, bukannya lilin. Senterku itu sudah rusak, jadi aku juga butuh baterai cadangan. " Saya juga memikirkan apa yang saya butuhkan untuk menulis. ”Aku perlu kertas surat untuk menulis surat ke Inggris, kepada keluargaku." Semuanya ini saya tuliskan. Uang 100 baht tidak cukup. Dan saya tidak bisa mcncoret apa pun dari daftar itu. "Aku benar-benar butuh sepatu juga. Sandalku sudah robek. Aku juga butuh sesuatu untuk

menjahit jubahku." Dan dalam tempo sekitar 5 menit, 1.000 baht tidak cukup. Saya menyadari, semakin lama saya berpikir, bakal semakin panjang daftar itu. Seandainya saya terus menulis selama setengah jam lagi, 100.000 baht juga tidak bakalan cukup. Dan saya sadar apa yang tengah terjadi. Sebelum itu, saya

tidak punya uang atau alat pembayaran untuk memperoleh sesuatu, dan waktu itu saya sangat puas dan saya adalah bhikkhu yang sangat bahagia. Narnun begitu orang tersebut memberi kesernpatan untuk memperoleh sesuatu, berapa pun jumlahnya, uang itu tidak bakalan cukup. Saya menyadari bahwa sebelum kejadian itu terjadi, saya bebas dari keinginan, dan saya sangat bahagia. Ketika ada orang yang memberi saya

uang, tiada sesuatu pun yang cukup. Berapa pun jumlahnya, tidak bakal cukup. Saya pun tersadar. Kertas itu lalu saya buang ke tempolong peludahan. Keesokan harinya, saya berkata kepada orang itu, "Jangan

lakukan hal itu lagi. Sebelum Anda mau memberikan uang itu, saya sangat bahagia. Dan Anda malah membuat saya menderita. Tolong jangan lakukan lagi."
Share this post :

Post a Comment

Google Translate

Popular Post

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan Artikel Buddhist - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger